Musa (Nabi Musa) dan Makna Bulan Muharram dalam Sejarah Islam
Musa (Nabi Musa) dan Makna Bulan Muharram dalam Sejarah Islam
editor: pusatilmudansejarah.blogspot.com
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam, dan memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi umat Muslim. Selama bulan ini, terdapat beberapa peristiwa bersejarah yang terkait dengan Nabi Musa (Moses) yang memberikan makna mendalam bagi umat Islam. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang sejarah Nabi Musa terkait dengan Bulan Muharram.
1. Musa dan Keluarnya dari Mesir
Salah satu peristiwa paling signifikan dalam kehidupan Nabi Musa adalah keluarnya dia dan kaum Bani Israel (keturunan Yakub/Israel) dari perbudakan di Mesir. Menurut Al-Quran dan Alkitab, Musa ditugaskan oleh Allah untuk membebaskan kaumnya dari penindasan Fir'aun (Pharaoh) dan menuju tanah yang dijanjikan.
Peristiwa ini menurut sebagian besar riwayat terjadi pada bulan Muharram. Dalam tradisi Islam, keluarnya Bani Israel dari Mesir ini menjadi simbol pembebasan dari perbudakan, kebebasan untuk beribadah kepada Allah, dan perjuangan melawan ketidakadilan. Oleh karena itu, Bulan Muharram adalah waktu yang tepat bagi umat Islam untuk merenungkan arti kebebasan dan pentingnya melawan tirani.
2. Peristiwa Asyura
Satu peristiwa yang sangat terkenal dan terkait erat dengan Bulan Muharram adalah peristiwa Asyura. Dalam bahasa Arab, "Asyura" berarti "sepuluh," dan peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam. Peristiwa Asyura memiliki beberapa makna penting dalam sejarah Islam, termasuk kaitannya dengan Nabi Musa.
Dalam tradisi Islam, Asyura adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israel dari penindasan Fir'aun dengan membelah Laut Merah, memungkinkan mereka untuk melewati lautan tersebut dalam keadaan kering. Namun, ketika Fir'aun dan pasukannya mencoba mengejar mereka, Allah menutup kembali Laut Merah, dan mereka tenggelam.
Selain itu, dalam peristiwa Asyura ini, Nabi Musa juga berpuasa sebagai bentuk rasa syukur atas penyelamatan mereka. Sebagai contoh, Rasulullah Muhammad SAW juga menganjurkan umat Muslim untuk berpuasa pada hari Asyura sebagai tanda penghormatan terhadap peristiwa ini.
3. Keterkaitan dengan Hari Asyura
Selain kisah Nabi Musa, peristiwa Asyura juga memiliki makna lain dalam sejarah Islam yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menemukan orang-orang Yahudi di Madinah berpuasa pada hari Asyura untuk merayakan penyelamatan Bani Israel.
Melihat praktik tersebut, Rasulullah bersabda bahwa umat Muslim lebih berhak untuk merayakan dan berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk penghormatan terhadap kemenangan Nabi Musa dan Bani Israel. Untuk itu, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura dan menambahkan hari sebelumnya atau sesudahnya agar berbeda dengan kebiasaan orang-orang Yahudi.
Kesimpulan
Bulan Muharram adalah bulan yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting dalam Islam, terutama terkait dengan Nabi Musa dan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupannya. Selain merupakan bulan di mana Nabi Musa dan Bani Israel keluar dari Mesir dan diberi kebebasan oleh Allah, Bulan Muharram juga mengandung peristiwa Asyura yang memiliki makna khusus bagi umat Muslim.
Peristiwa Asyura mengingatkan kita tentang pentingnya memerangi ketidakadilan dan tirani serta mengingatkan kita untuk bersyukur atas kebebasan yang Allah berikan kepada umat-Nya. Oleh karena itu, Bulan Muharram adalah waktu yang tepat bagi umat Islam untuk merenungkan makna perjuangan Nabi Musa dan pesan-pesan moral yang terkandung dalam peristiwa Asyura.
Komentar
Posting Komentar